Teropong Militer - Usai menewaskan satu anggota kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang beroperasi di wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, TNI berhasil mengidentifikasi kekuatan, baik anggota maupun persenjataan, pembuat onar di bumi Cendrawasih tersebut.
loading...
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebutkan, KKSB Papua itu diketahui dipimpin Sabinus Waker. KKSB memiliki persenjataan yang cukup untuk membuat onar, dengan 40-50 pucuk senjata api standar militer.
"Sesuai data yang kami peroleh, sekitar 40-50 pucuk senjata campuran. Itu yang standar militer. Belum termasuk senjata rakitan dan senjata tradisional seperti golok, parang, tombak, panah dan lainnya," katanya di Timika, Papua, Rabu, 4 April 2018.
loading...
Sementara jumlah anggota KKSB di wilayah Tembapura diperkirakan sebanyak lebih dari 200 orang.
Dari jumlah itu, Aidi menjelaskan, sebanyak 20-an di antaranya terlibat kontak senjata dengan pasukan TNI di wilayah sekitar Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura pada Rabu pagi sekitar pukul 10.15 WIT.
Dalam kontak senjata yang berlangsung sekitar 15 menit itu, satu anggota KKSB atas nama Timotius Umabak ditemukan tewas di lokasi kejadian.
Jenazah anggota KKSB itu langsung diserahkan kepada warga setempat untuk dilakukan prosesi pembakaran jenazah sesuai kebiasaan adat yang berlaku di wilayah itu.
Selain itu, pasukan TNI juga menemukan dua warga yang terluka atas nama Ruben Tipagau dan Kapin Wamang, seorang remaja yang diperkirakan baru berusia 15 tahun.
"Kami belum bisa memastikan apakah kedua orang yang luka-luka itu merupakan bagian dari KKSB atau justru orang yang dijadikan tameng. Tapi yang jelas saat kontak tembak berlangsung, mereka sama-sama bergabung di situ. Sementara yang lainnya melarikan diri," ujar Aidi.
Di lokasi kejadian kontak tembak berlangsung, pasukan TNI juga menemukan dua senjata api jenis M16 dengan beberapa butir amunisi dan selongsongnya serta bercak-bercak darah.
Juga ditemukan sebuah tas noken bertuliskan Puncak Jaya. Kedua korban yang mengalami luka-luka itu hingga kini masih dirawat oleh Tim Kesehatan TNI.
Pasukan TNI yang diterjunkan dalam operasi penertiban KKSB di wilayah Tembagapura itu berjumlah 50 personel. Mereka terdiri atas 20 personel dari Batalyon Infantri 751/Rider, 20 personel dari Batalyon Infantri 754 Eme Neme Kangasi dan 10 personel dari Brigade Infantri 20 Ima Jaya Keramo.
Aidi mengatakan, saat ini warga enam kampung sekitar Tembagapura yang sebelumnya dikuasai KKSB yaitu Kampung Utikini, Kimbeli, Longsoran, Banti 1, Banti 2 dan Opitawak sudah bisa melakukan aktivitas secara normal.
Pasukan TNI masih terus disiagakan di lokasi itu untuk melakukan pengejaran terhadap KKSB dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan gangguan KKSB.
Pihak TNI belum mendata berapa banyak rumah warga yang dibakar oleh anggota KKSB saat menduduki enam kampung tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Kelompok yang sering melakukan teror penembakan di area pertambangan PT Freeport Indonesia itu diketahui membakar gedung Rumah Sakit Waa-Banti, sebuah rumah sakit modern yang dibangun Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) untuk melayani kesehatan warga setempat.
Tidak itu saja, kelompok ini juga membakar gedung SD dan SMP Negeri Banti serta rumah-rumah penduduk, salah satu di antaranya yaitu rumah milik orang tua Bupati Mimika, Eltinus Omaleng yang berada di Kampung Banti.
0 Komentar