loading...

Rusia Akan Terus Perkuat Militer Indonesia : Dua Unit Su-35 Dikirim, Tiga Unit Lainya Mendarat Agustus


Teropong Militer - Ketika duta besar baru Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, berpidato di Jakarta dalam acara Foreign Correspondents Club (JFCC) minggu ini, ia hanya berada di posnya selama 10 hari, hampir tidak cukup waktu baginya untuk pulih dari jet lag-nya.

loading...

Tapi diakui Vorobieva, masih cukup waktu untuk melakukan percakapan dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia.


Su-27 dan Su-30 kini bergabung dengan 11 fighter superioritas udara Su-35 lainnya dalam kesepakatan barter senilai US $ 1,1 miliar yang diteken pada bulan Februari, hanya beberapa minggu setelah Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).

loading...

Dua fighter Su-35 dalam kondisi siap tempur telah dikirimkan dan tiga lainnya diharapkan mendarat pada bulan Agustus, yang memberikan angkatan udara kemampuan yang lebih besar untuk berpatroli di wilayah udara yang luas.

Seperti halnya kesepakatan awal, sebagian biaya akan dibayarkan melalui ekspor Indonesia dari minyak sawit, karet dan komoditas lainnya.

Meskipun jet tempur memiliki setengah siklus kehidupan dari F-16 buatan AS, Su-35 cocok untuk operasi kepulauan dengan jangkauan yang unggul dan radius tempur 1.500 kilometer, tiga kali lipat dari pesawat tempur Amerika.


Indonesia adalah pelanggan luar negeri kedua setelah Cina untuk pesawat tempur generasi keempat, menangkis apa yang diklaim Rusia sebagai tekanan besar AS untuk menghentikan kerjasama teknis militer dengan Moskow.

Laporan berita Rusia menunjukan rencana untuk program pembangunan kapal dan helikopter, dan bantuan Rusia dalam produksi amunisi 30mm atau mungkin 100mm untuk kendaraan tempur infanteri BMP-3F yang sekarang beroperasi dengan Korps Marinir Indonesia.

Marinir memiliki 82 unit lapis baja BTR-50 dan BTR-80 tua buatan Rusia dalam inventaris mereka, sementara angkatan laut dilengkapi dengan rudal anti-kapal Yakhont dan rudal permukaan-ke-udara Strela dan Iga serta torpedo anti-kapal selam.


Alutsista Tentara Nasional Indonesia termasuk skuadron helikopter pengangkut Mi-17 dan lima pesawat tempur Mi-35 Hind, tahun ini bergabung dengan delapan helikopter serang AH-64E Apache Guardian buatan AS yang dipesan dua tahun lalu.

Vorobieva mengatakan adalah keliru untuk berbicara tentang Rusia dalam konteks persaingan Sino-AS di Laut Cina Selatan, di mana berbagai negara regional memiliki perselisihan teritorial.

Tapi dia juga malu-malu terkait kunjungan dua pengebom jarak jauh Rusia ke Biak yang dilakukan pada bulan Desember lalu, sebuah pulau yang menjadi pos terdepan, yang memiliki landasan 3.500 meter di lepas pantai utara provinsi Papua Indonesia.


Indonesia dan Rusia telah sering mendiskusikan kemungkinan membangun stasiun peluncuran satelit di bandara Frans Kaisiepo, Biak, setelah berhenti melakukan pengisian bahan bakar untuk maskapai penerbangan di penerbangan trans-Pasifik dari AS ke Jakarta.

Tu-95 Bear terbang 6.500 km dari wilayah Amur Oblast Rusia Timur Jauh dan mengisi bahan bakar di atas Samudra Pasifik oleh tanker Il-78, dimana Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan penerbangan itu dilakukan “dengan ketat sesuai hukum udara internasional.”


Pejabat Indonesia mengatakan latihan navigasi adalah bagian dari kesepakatan antara militer Rusia dan Indonesia. Vorobieva berusaha mengecilkan arti kunjungan tiga hari itu, bersikeras bahwa misi itu “rutin” meskipun itu yang pertama dari jenisnya.

Posting Komentar

0 Komentar