Teropong Militer - TNI membantah membakar rumah warga di Kampung Banti, Kimbeli, Opitawak, Utikini, Papua yang sebelumnya diduduki Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker. KKB dinilai sengaja memutarbalikkan fakta untuk menyudutkan TNI.
loading...
Dugaan TNI membakar rumah warga ramai dibahas media di Papua. Selain itu, media asing Foxnews pada Selasa, 3 April 2018 menulis pernyataan Komandan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Hendrik Wanmang yang menyebut 100 warga desa berlindung di hutan pegunungan setelah serangan militer Indonesia.
Hendrik mengatakan bahwa penduduk asli Papua, kebanyakan wanita dan anak-anak melarikan diri ke hutan setelah tentara Indonesia membakar rumah mereka.
loading...
"Logika sederhananya, bagaimana mungkin TNI yang membakar rumah-rumah masyarakat sementara saat itu pasukan TNI belum berada di lokasi tersebut. Mereka sengaja memutarbalikan fakta. Justru KKSB-lah yang membakar rumah-rumah masyarakat," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, di Timika, Jumat, 6 April 2018.
Aidi menuding justru KKB yang telah membakar 17 unit rumah warga Kampung Banti. Data itu merupakan laporan kepala-kepala kampung.
"Data yang kami dapatkan berdasarkan laporan dari kepala-kepala kampung, tercatat ada 17 rumah warga yang dibakar oleh KKSB sebelum TNI tiba di kampung-kampung itu," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pasukan TNI berkekuatan 50 personel gabungan Yonif 751/Rider, Yonif 754 Eme Neme Kangasi dan Brigif 20 Ima Jaya Keramo baru digerakan ke lokasi yang dikuasai KKB pada 31 Maret dini hari.
Sementara kelompok separatis bersenjata itu sejak 24 Maret sudah membakar gedung Rumah Sakit Waa-Banti gedung SD-SMP Negeri Banti dan rumah orang tua Bupati Mimika Eltinus Omaleng di Kampung Waa-Banti.
Pasukan TNI yang sudah berada di sekitar Kampung Banti kemudian terlibat kontak tembak dengan KKSB pada 1 April pukul 17.00 WIT yang menyebabkan satu prajurit TNI atas nama Bripka Anumerta Vicky Rumpaisum gugur.
Meski satu prajuritnya gugur, pasukan TNI kemudian berhasil menguasai enam kampung sekitar Tembagapura pada 2 April dan terus melakukan pengejaran anggota KKB yang melarikan diri ke arah perbukitan dan gunung-gunung di sekitar Banti dan Opitawak.
Kolonel Aidi mengatakan sembari melarikan diri, anggota KKB terus melancarkan tembakan ke arah pasukan TNI dan membakar rumah-rumah penduduk.
Saat pasukan TNI berhasil menguasai enam kampung sekitar Tembagapura itu, warga masyarakat yang masih bertahan keluar dari rumah-rumah mereka sambil mengibarkan Bendera Merah Putih.
"Warga yang ada di kampung saat mengetahui TNI masuk secara serta merta mengibarkan Bendera Merah Putih untuk memberikan tanda bahwa mereka masyarakat biasa. Mengetahui itu, pasukan TNI mengamankan warga dari gangguan KKSB. Sementara anggota KKSB melarikan diri ke gunung-gunung. Itulah yang dikejar oleh pasukan TNI," jelasnya.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh pasukan TNI dan Polri, total penduduk yang bertahan di enam kampung itu sebanyak 1.059 jiwa, sebagian bertahan di area perkebunan sekitar Kampung Opitawak dan sebagian lagi di depan Gereja Kingmi Kimbeli dengan kondisi persediaan bahan pangan yang mulai menipis.
Pihak TNI juga membantah pernyataan KKB bahwa warga melarikan diri ke hutan. Selain itu, pihak TNI juga membantah keras pernyataan KKB bahwa TNI menggunakan peluru roket untuk menyerang kelompok bersenjata itu.
"Kami tegaskan bahwa selama berlangsungnya operasi ini, TNI sama sekali tidak menggunakan senjata roket dan senjata-senjata bantuan lainnya. Prajurit kami hanya menggunakan senjata panjang jenis SSI dengan kaliber 5,56," jelas Kolonel Aidi.
Pihak TNI meyakini anggota KKB kini melarikan diri ke Kampung Aroanop yang berada di sisi selatan Banti-Opitawak.
"Masih ada satu kampung yang hingga kini belum bisa dikuasai yaitu Aroanop. Kemungkinan besar kelompok kriminal bersenjata sudah berada di sana," kata Kolonel Aidi.
Sejauh ini TNI belum berencana melakukan pengejaran anggota KKB yang diduga kuat telah kabur ke wilayah Aroanop dan sejumlah kampung di sekitar itu.
Pasalnya, jarak tempuh dari Banti-Kimbeli serta Opitawak ke Aroanop cukup jauh melalui jalan setapak melintasi gunung-gunung yang terjal dan hutan belantara. Waktu tempuh perjalanan dari Banti menuju Aroanop sekitar satu hingga dua hari dengan berjalan kaki.
0 Komentar